Rabu, 02 November 2011

Penjarangan


Selasa, 01 November 2011; semester ganjil 2011-2012: angkatan 2009

Penjarangan dimaksudkan untuk mencapai kulitas tegakan akhir dan kualitas benih akhir yang bermutu baik. Ada beberapa jenis teknik penjarangan. Penjarangan dapat dibagi menjadi penjarangan Mekanis, penjarangan seleksi, penjarangan atas, penjarangan bawah,rouging,dll. Penjarangan mekanis didasarkan pada pelebaran jarak tanam yang dilakukan setiap beberapa tahun sekali. Penjarangan atas/tinggi adalah penjarangan pohon yang paling tinggi sehingga mengganggu pertumbuhan pohon yang lain. Penjarangan rendah adalah penjarangan pada pohon-pohon yang tertekan karena pertumbuhan yang lambat. Penjarangan seleksi dilakukan pada pohon-pohon yang jelek dan terkena hama dan penyakit. Rouging adalah penjarangan yang dilakukan untuk memperoleh seedlot yang baik pada CSO/SSO/Sumber benih dengan mengadu masing-masing asal sumber genetik, dan sumber genetik yang baik dipertahankan. Jika berasal dari APB maka rouging hanya mengurangi pohon-pohon dengan fenotip jelek sehingga tidak mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan pada saat Breeding.
Praktikum ini berusaha memberikan gambaran tentang teknik penjarangan pada hutan tanaman baik itu yang dilakukan pada tegakan biasa maupun pada sumber benih.

Praktikum ini masih dalam bentuk presentasi, karena praktikum yang sesungguhnya nanti di KPH jember.
Dokumentasi praktikum kali ini :



Selengkapnya...

pengaruh kedalaman terhadap perkecambahan

Semester ganjil tahun akademik 2011-2012; rabu, 02 november 2011.angkatan 2010

Kedalaman benih berpengaruh terhadap energi yang harus dikeluarkan untuk mengangkat kotiledon keatas permukaan agar mendapat cahaya. Benih yang cadangan makanannya sedikit akan mati sebelum mencapai permukaan bila penanamannya terlalu dalam.
Kedalaman penanaman biji yang optimal bervariasi berdasarkan kondisi lingkungan dan spesiesnya. Dalam kondisi lembab, biji cepat berkecambah jika diletakkan di permukaan medium. Dalam kondisi di persemaian, akan lebih baik jika biji ditutup dengan lapisan medium yang tipis untuk menghindari kerusakan karena panas atau kekeringan. Biji-biji yang berukuran kecil juga lebih baik diselimuti lapisan medium tipis untuk menghindari terlemparnya biji karena air/penyiraman (Schmidt, 2000).
Ketika tunas daun telah terbentuk dan semai mulai melangsungkan asimilasi sendiri, maka kelangsungan hidup semai itu tergantung sepenuhnya pada cadangan yang dimiliki oleh biji. Karena itulah biji berukuran kecil (memiliki cadangan sedikit) harus ditanam pada tempat yang lebih dangkal dibanding biji dari jenis yang sama yang ukurannya lebih besar (cadangannya lebih banyak). Sehubungan dengan itu, Hartmann dan Koster (1997) menyatakan bahwa biji harus ditanam pada kedalaman 3 atau 4 kali diameternya. Untuk biji yang besar (diameter >1,5 cm), kedalaman yang dibutuhkan adalah 2 kali diameternya. Biji yang butuh cahaya untuk perkecambahannya harus ditanam pada kondisi yang tidak terlalu dalam.

Cara kerja praktikum ini :
1.Menyiapkan seed box dan benih mahoni.
2.Memilih benih yang kenampakkannya bagus, untuk masing-masing seed box 33 benih.
3.Benih diletakkan dengan teratur dan ditutup dengan menggunakan pasir masing-masing kelompok dengan kedalaman 1 cm, 2 cm, 3, cm, 4 cm. Tiap kelompok wajib mengamati keempat cara ini.
4.Pengamatan pengaruh kedalaman dilakukan tiap 2 hari sekali dengan mencatat :
a.Jumlah benih yang hidup, mati, rusak, dan tidak berkecambah
b.Menghitung persentase perkecambahan dan laju perkecambahan seperti pada Acara III.

Beberapa dokumentasi praktikum ini :







Selengkapnya...