Kamis, 29 Maret 2012

Morfologi Daun Tunggal dan Daun Majemuk

Kamis, 22 Maret 2012  Praktikum Dendrologi, Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian - Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh Mahasiswa jurusan kehutanan angkatan 2011.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun pepohonan pada umumnya terdiri atas tangkai daun dan helai daun.
Daun tunggal yaitu daun yang pada tangkainya terdapat hanya satu helai daun.  Sedang daun dikatakan sebagai daun majemuk apabila dalam satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun. Yang dimaksud dengan tangkai adalah bagian daun yang melekat langsung pada ranting.  
    Cara kerja praktikum ini :
1.     Menentukan pohon yang akan diamati.
2.     Menulis nama (daerah dan latin) dari pohon yang diamati.
3.   Menentukan pertulangan daun (Nevartio), bentuk daun (Sircumscritio), Apex dan Basis folii, margo folii dan pingir daun (integer).
4.   Mencatat dan menulis ciri yang ada pada daun yang diamati, seperti: licin (Leavis), kasap (Scaber), dan bersisik (Lepidus).
5.      Mengambar daun  yang diamati beserta ciri-ciri yang ada pada daun tersebut.







Selengkapnya...

Rabu, 21 Maret 2012

Debit air

Rabu, 21 Maret 2012
Laboratorium Teknologi Benih, Laboratorium Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Oleh Mahasiswa Jurusan Kehutanan Angkatan 2009.

Debit air adalah volume air per satuan waktu. Debit air di saluran atau di sungai atau di permukaan tanah menunjukkan kekuatan air untuk menimbulkan erosi dan pengangkutan tanah hasil erosi. Semakin besar debit air semakin besar kekuatan untuk menimbulkan erosi dan pengangkutan tanah hasil erosi.

Cara  kerja praktikum ini :
A.   PENGUKURAN LUAS PENAMPANG ALIRAN
1.    Tentukan station pengukuran dengan menetapkan titik awal (P1) dan akhir (P2).
2.    Ukur lebar permukaan air dan tentukan titik tengahnya.
3.    Pasang tongkat pada bagian hulu (P1) dan muara (P2) pada station pengamatan.
4.    Ukur panjang station dan luas penampang aliran dengan membagi menjadi beberapa segmen.
5.    Ukur kedalaman air di setiap pembatas segmen.
6.      Ukur lebar setiap segmen pada permukaan air dan menghitung luas penampangnya.
B.    PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
1.      Letakkan pelampung kurang lebih 5 meter sebelum P1 di tengah saluran/sungai.
2.      Pengukuran waktu dimulai saat pelampung sejajar dengan titik awal (P1).
3.      Pengukuran waktu diakhiri saat pelampung sejajar dengan titik akhir (P2).
4. Lakukan pengukuran 3 kali dengan cara yang sama dan hitung kecepatan rata-ratanya
 C.   PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN
            Debit aliran ditentukan dengan rumus :
              Q = V x A x K 
             dimana :        
               Q = debit aliran m3/mnt
               V = kecepatan aliran , m/mnt
                A = luas penampang aliran, m2
 Dokumentasi praktikum ini :




Untuk data pengamatannya, baru minggu depan di up load, sekarang masih di kerjakan.
Selengkapnya...

Kamis, 15 Maret 2012

Waktunya Praktikum

Praktikum sudah dimulai lagi. Musimnya bercapek - capek ria, musimnya melek en (jw. begadang) ngerjain laporan, musimnya pusing - pusing, musimnya cari literatur, musimnya ke perpus, musimnya ngenet, dan musimnya uringan - uringan (jw. marah - marah) tapi yang terakhir jangan sampai terjadi ya...
Praktikum itu memang berat, tapi percayalah semua itu ada hikmahnya, tinggal siapkan hati untuk melakukannya dengan senang hati karena "selama hati kita senang, apapun yang kita lihat pasti akan terasa indah".
Selamat mengerjakan praktikum dan laporan untuk semua praktikan, dan juga selamat bekerja untuk Asisten dan Instruktur Laboratorium Kehutanan....tetep semangat, Chayo - Chayo... Selengkapnya...

Koleksi Benih

Koleksi benih di Laboratorium Kehutanan sampai saat ini mencapai 50 buah. Koleksi tersebut diperoleh dari penggadaan sendiri oleh pihak laboratorium dan hasil dari praktikum silvikultur.

Daftar koleksi benih di Laboratorium Kehutanan :
1.Akasia neutika
2.Asam jawa (Tamarindus indica)
3.Bulu ipih
4.Cemara gunung (Casuarina junghuniana)
5.Damar Agathis damara
6.Eloh
7.Feroniella lucida
8.Firmiana malayana
9.Flamboyan Delonik regia
10.Gmelina Gmelina arborea Roxb
11.Horsfielda sylvestri
12.Jabon Anthocephalus cadamba
13.Jati Tectona grandis
14.Janglot
15.Johar Cassia siamea lamk
16.Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
17.Karawitan
18. Kayu hitam Diospyros celebica
19.Kedawung (Parkia roxburghii)
20.Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
21.Kepuh (Sterculia foetida)
22.Kesambi(Schleichera oleosa)
23.Ketapang (Terminalia catappa)
24.Ketumbar (Coriandrum sativum)
25.Ketepeng cina (Cassia alata)
26.Kupu – kupu (Bauhinia tomentosa)
27.Lamtoro (Leucaena leucophala)
28.Mahoni (Swetwnia mahagoni)
29.Mindi (Melia azedarach)
30.Nagasari (Palaquium rostratum)
31.Pilang Acacia leucophloea
32.Pinus caribia (Pinus caribaea)
33.Piptadenia
34.Randu (Ceiba petandra)
35.Rosella merah (Hibiscus sabdariffa)
36.Sadeng (Livistona rotundifolia)
37.Saga kecil (Adenanthera pavonina)
38.Saga besar
39.Secang (Caesalpinia sappan)
40.Senna bikapsularis
41.Senna siamea
42.Senna spectabilis
43.Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum)
44.Sengon laut (Paraserianthes falcataria)
45.Sengon tekik
46.Sono kembang (Pterocarpus indicus)
47.Suren (Toona sureni)
48.Turi (Sesbania grandiflora)
49.Trengguli (Cassia fistula)
50.Trembesi (Samanea saman)
Selengkapnya...