Jumat, 18 Mei 2012

Bahaya Tas Plastik Buat Hutan Indonesia

Tas plastik yang kita dapatkan sehari-hari dari pasar, warung, atau supermarket ternyata bisa berujung panjang, bahkan membahayakan kelestarian hutan kita. Lewat video Plastik Tak Asyik, kita sudah mengetahui bagaimana plastik bisa berakhir di laut dan mengancam hidup hewan serta ekosistem laut.

Ternyata selain berbahaya bagi hewan-hewan laut, plastik juga bisa berbahaya untuk ekosistem hutan. Menurut Earth Hour Indonesia dan situs berita lingkungan Mongabay Indonesia, dampak sampah plastik selain mengotori hutan, juga merusak siklus pertukaran udara dalam tanah.

Racun-racun dari partikel plastik yang masuk dalam tanah juga akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. Siklus air juga jadi terganggu jika banyak sampah plastik di tanah. Akibatnya air tidak dapat terserap meski banyak pohon di hutan.

Produksi plastik juga membutuhkan minyak bumi, setiap tahunnya sekitar 2 juta liter minyak bumi tak terbaharui untuk memproduksi kantung plastik.

Sebagian minyak bumi ini diambil dari pertambangan di tengah hutan. Artinya, kita harus membuka hutan untuk mengambil minyak bumi yang kemudian kita gunakan untuk membuat kantung plastik. Belum lagi jika kita menghitung gas rumah kaca yang dihasilkan saat produksi kantung plastik.

Kegiatan daur ulang membutuhkan proses panjang dan harganya pun tak murah, sehingga belum maksimal untuk mengurangi bahaya kantung plastik. Cara paling efektif untuk mengurangi dampak kantung plastik pada hutan atau lautan kita adalah dengan mengurangi penggunaannya.

Hal termudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menolak kantung plastik saat ditawarkan di tempat kita biasa mendapatkannya saat belanja.

sumber:http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/bahaya-tas-plastik-buat-hutan-indonesia.html
Selengkapnya...

Minggu, 01 April 2012

Morfologi daun

Kamis, 29 Maret 2012
Praktikum Dendrologi. Laboratorium tanah. Fakultas Pertanian - Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh Mahasiswa Kehutanan Angkatan 2011.
Bunga adalah alat untuk mengadakan persarian dan pembuahan sehingga terbentuk buah dengan biji yang akan digunakan sebagai alat untuk berkembang biak.
Bunga mempunyai bagian - bagian dan fungsi yang hampir sama pada tiap tanaman.
Cara kerja praktikum ini :
  1. Tiap praktikan wajib membawa bunga untuk di amati.
  2. Menentukan apakah bunga yang akan di amati termasuk bunga majemuk atau tunggal.
  3. Mengamati dan menggambar bagian - bagian bunga secara keseluruhan.
 Dokumentasi praktikum kali ini :




Selengkapnya...

Pembuatan Bedeng Tabur dan Bedeng Sapih

Selasa,27 Maret 2012
Praktikum Silvikultur, Laboratorium Teknologi Benih dan Screen house, Fakultas Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh Mahasiswa Jurusan Kehutanan 2010.
Bedeng tabur adalah suatu bedengan yang berisi media/ tanah guna membiakan biji, sedang bedeng sapih adalah bedengan tempat diletakkannya kantong plastik yang berisi bibit yang berasal dari bedeng tabur maupun anakan yang berasal dari kebun bibit guna mempersiapkan ukuran dan mutu bibit yang memadai untuk penanaman / pengayaan.
Cara kerja praktikum ini :
  1. Menyiapkan tanah untuk bedeng tabur dengan ukuran 1m x 5m dengan arah bedeng utara - selatan
  2. Mencangkul dan mengemburkan tanah sampai halus dan ringan, semua akar dan batu dibuang.
  3. Memperkuat bedeng dengan batu, kayu atau bambu dengan permukaan bedeng ditinggikan 10 s/d 15 cm dari permukaan tanah sekitarnya.
  4. Membagi bedeng tabur dan bedeng sapih menjadi 5 kelompok untuk 1 kelas.
  5. Untuk bedeng tabur masing - masing kelompok menaburi tanah yang sudah digemburkan dengan pasir, dan menabur benih sengon sebanyak 50 butir.
  6. Sedang bedeng sapih digunakan untuk menaruh bibit yang sudah berkecambah dan sudah dipindah ke polibag.
  7. Pengamatan untuk bedeng tabur ini selama 1 bulan.
Dokumentasi praktikum ini :
menggemburkan dan mengukur tanah 1 x 5 m
memperkuat tepi bedeng dengan paving
membagi bedeng menjadi 5 kelompok
narsis







Selengkapnya...

Kamis, 29 Maret 2012

Morfologi Daun Tunggal dan Daun Majemuk

Kamis, 22 Maret 2012  Praktikum Dendrologi, Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian - Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh Mahasiswa jurusan kehutanan angkatan 2011.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun pepohonan pada umumnya terdiri atas tangkai daun dan helai daun.
Daun tunggal yaitu daun yang pada tangkainya terdapat hanya satu helai daun.  Sedang daun dikatakan sebagai daun majemuk apabila dalam satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun. Yang dimaksud dengan tangkai adalah bagian daun yang melekat langsung pada ranting.  
    Cara kerja praktikum ini :
1.     Menentukan pohon yang akan diamati.
2.     Menulis nama (daerah dan latin) dari pohon yang diamati.
3.   Menentukan pertulangan daun (Nevartio), bentuk daun (Sircumscritio), Apex dan Basis folii, margo folii dan pingir daun (integer).
4.   Mencatat dan menulis ciri yang ada pada daun yang diamati, seperti: licin (Leavis), kasap (Scaber), dan bersisik (Lepidus).
5.      Mengambar daun  yang diamati beserta ciri-ciri yang ada pada daun tersebut.







Selengkapnya...

Rabu, 21 Maret 2012

Debit air

Rabu, 21 Maret 2012
Laboratorium Teknologi Benih, Laboratorium Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Oleh Mahasiswa Jurusan Kehutanan Angkatan 2009.

Debit air adalah volume air per satuan waktu. Debit air di saluran atau di sungai atau di permukaan tanah menunjukkan kekuatan air untuk menimbulkan erosi dan pengangkutan tanah hasil erosi. Semakin besar debit air semakin besar kekuatan untuk menimbulkan erosi dan pengangkutan tanah hasil erosi.

Cara  kerja praktikum ini :
A.   PENGUKURAN LUAS PENAMPANG ALIRAN
1.    Tentukan station pengukuran dengan menetapkan titik awal (P1) dan akhir (P2).
2.    Ukur lebar permukaan air dan tentukan titik tengahnya.
3.    Pasang tongkat pada bagian hulu (P1) dan muara (P2) pada station pengamatan.
4.    Ukur panjang station dan luas penampang aliran dengan membagi menjadi beberapa segmen.
5.    Ukur kedalaman air di setiap pembatas segmen.
6.      Ukur lebar setiap segmen pada permukaan air dan menghitung luas penampangnya.
B.    PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
1.      Letakkan pelampung kurang lebih 5 meter sebelum P1 di tengah saluran/sungai.
2.      Pengukuran waktu dimulai saat pelampung sejajar dengan titik awal (P1).
3.      Pengukuran waktu diakhiri saat pelampung sejajar dengan titik akhir (P2).
4. Lakukan pengukuran 3 kali dengan cara yang sama dan hitung kecepatan rata-ratanya
 C.   PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN
            Debit aliran ditentukan dengan rumus :
              Q = V x A x K 
             dimana :        
               Q = debit aliran m3/mnt
               V = kecepatan aliran , m/mnt
                A = luas penampang aliran, m2
 Dokumentasi praktikum ini :




Untuk data pengamatannya, baru minggu depan di up load, sekarang masih di kerjakan.
Selengkapnya...

Kamis, 15 Maret 2012

Waktunya Praktikum

Praktikum sudah dimulai lagi. Musimnya bercapek - capek ria, musimnya melek en (jw. begadang) ngerjain laporan, musimnya pusing - pusing, musimnya cari literatur, musimnya ke perpus, musimnya ngenet, dan musimnya uringan - uringan (jw. marah - marah) tapi yang terakhir jangan sampai terjadi ya...
Praktikum itu memang berat, tapi percayalah semua itu ada hikmahnya, tinggal siapkan hati untuk melakukannya dengan senang hati karena "selama hati kita senang, apapun yang kita lihat pasti akan terasa indah".
Selamat mengerjakan praktikum dan laporan untuk semua praktikan, dan juga selamat bekerja untuk Asisten dan Instruktur Laboratorium Kehutanan....tetep semangat, Chayo - Chayo... Selengkapnya...

Koleksi Benih

Koleksi benih di Laboratorium Kehutanan sampai saat ini mencapai 50 buah. Koleksi tersebut diperoleh dari penggadaan sendiri oleh pihak laboratorium dan hasil dari praktikum silvikultur.

Daftar koleksi benih di Laboratorium Kehutanan :
1.Akasia neutika
2.Asam jawa (Tamarindus indica)
3.Bulu ipih
4.Cemara gunung (Casuarina junghuniana)
5.Damar Agathis damara
6.Eloh
7.Feroniella lucida
8.Firmiana malayana
9.Flamboyan Delonik regia
10.Gmelina Gmelina arborea Roxb
11.Horsfielda sylvestri
12.Jabon Anthocephalus cadamba
13.Jati Tectona grandis
14.Janglot
15.Johar Cassia siamea lamk
16.Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
17.Karawitan
18. Kayu hitam Diospyros celebica
19.Kedawung (Parkia roxburghii)
20.Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
21.Kepuh (Sterculia foetida)
22.Kesambi(Schleichera oleosa)
23.Ketapang (Terminalia catappa)
24.Ketumbar (Coriandrum sativum)
25.Ketepeng cina (Cassia alata)
26.Kupu – kupu (Bauhinia tomentosa)
27.Lamtoro (Leucaena leucophala)
28.Mahoni (Swetwnia mahagoni)
29.Mindi (Melia azedarach)
30.Nagasari (Palaquium rostratum)
31.Pilang Acacia leucophloea
32.Pinus caribia (Pinus caribaea)
33.Piptadenia
34.Randu (Ceiba petandra)
35.Rosella merah (Hibiscus sabdariffa)
36.Sadeng (Livistona rotundifolia)
37.Saga kecil (Adenanthera pavonina)
38.Saga besar
39.Secang (Caesalpinia sappan)
40.Senna bikapsularis
41.Senna siamea
42.Senna spectabilis
43.Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum)
44.Sengon laut (Paraserianthes falcataria)
45.Sengon tekik
46.Sono kembang (Pterocarpus indicus)
47.Suren (Toona sureni)
48.Turi (Sesbania grandiflora)
49.Trengguli (Cassia fistula)
50.Trembesi (Samanea saman)
Selengkapnya...